|
sumber:pic.by-hms |
Sejak 24 Mei lalu, dunia maya diramaikan oleh aksi
kecaman KAMMI terhadap kasus korupsi negara ini yang tak kunjung mereda, justru
kasus korupsi kian merajalela. Bukan kali pertama KAMMI menyuarakan hal ini, hingga
aksi ini dilakukan di depan Istana Negara pada Kamis, 24 Mei 2017 lalu. Kondisi
berubah semakin dramatis karena massa aksi KAMMI rupanya mendapat respon tidak
baik dari aparat. Padahal aksi yang digelar KAMMI adalah aksi damai. Ketika itu,
massa aksi tiba-tiba dipukul oleh oknum polisi hingga ada tiga korban luka dan tujuh
lainnya juga ditahan. Salah satu dari yang ditahan polisi adalah Ketua Umum KAMMI Pusat, Kartika Nur Rahman. Menurut keterangan mereka yang ditahan, mereka juga
dipukuli oleh polisi. Bahkan ada satu mahasiswi yang juga menjadi korban
pukulan. Tentu saja hal ini memicu ketegangan antara mahasiswa dan aparat. Perlakuan
ini justru menunjukkan bahwa aparat sendiri telah menciderai demokrasi dengan
perlakuan tidak menghargai hak warga
negara untuk berekspresi dan menyampaikan pendapat.
|
sumber:pic.by-hms |
Tak hanya KAMMI Pusat yang tidak terima dengan
perlakuan aparat yang represif. Sontak seluruh Indonesia mengecam tindakan
aparat yang represif ini. KAMMI dari berbagai penjuru, mulai dari Komisariat, Daerah,
dan Wilayah se-Indonesia juga mengecam tindakan ini. Dunia maya kembali
dibanjiri oleh kecaman terhadap aparat. Berita-berita semakin viral dengan
tagar ‘Copot Kapolda Merto Jaya’ dan tagar-tagar lain yang berisi kecaman
terhadap tindakan arogan polisi. Tak hanya ramai dan viral di dunia maya. Kejadian ini menjadi
penggugah hati KAMMI di seluruh Indonesia untuk melakukan Aksi Turun ke Jalan.
KAMMI Daerah Jember juga menentukan sikap untuk turun ke jalan mengecam tindakan
aparat yang telah berlaku represif, membunuh nilai-nilai demokrasi, dan
menenggelamkan harapan putra putri bangsa untuk turut serta menjadi agent of control dari pemerintah.
|
sumber:pic.by-hms |
Jumat siang (26/05/’17) usai menunaikan sholat
jumat di Masjid Jami’ Jember, massa aksi KAMMI Jember berkumpul untuk menyuarakan
keprihatinan atas matinya demokrasi di negeri ini, sekaligus mengecam aparat yang
telah bertindak represif pada mahasiswa. KAMMI adalah bagian dari rakyat dan
berjuang bersama untukrakyat. KAMMI memiliki cita-cita agar bangsa
ini menjadi bagsa yang Jaya. Tidak pantas bagi aparat memperlakukan secara tidak
hormat putra putri bangsa yang berkobar di dalam dadanya semangat perjuangan untuk
bangsa ini. Aksi dimulai dengan Long March dari alun-alun kota Jember hingga ke
Polres Jember. Massa aksi tetap tak menurunkan semangatnya walaupun diguyur
hujan. Dilajutkan orasi-orasi dari para
pimpinan tingkat komisariat dan daerah hingga tuntutan KAMMI diterima oleh
aparat. Dialaog pun terjadi antara KAMMI dan aparat yang diwakili oleh Kapolres
Jember, Kasat Intel, beserta jajarannya. Aksi KAMMI Jember berlangsung terib dan damai. (izg/27/05/'17)
Tidak ada komentar