Talkshow Kepemudaan "Meretas Jalan Baru Gerakan Pemuda Membangun dari Desa Menuju Indonesia Jaa 2045"
sumber:pic.by-dns |
Acara dibuka dengan sambutan dari Achmad Najib
Zamzami selaku Ketua Pelaksana, kemudian dilanjutkan oleh Ketua Umum PD KAMMI
Jember, Alfian Eko Nurcahyo. Sambutan juga diberikan oleh pihak Dinas Koperasi
dan UMKM Kabupaten Jember serta dilanjutkan dengan orasi kebangsaan yang disampaikan
oleh Bapak Suprapto dari Bakesbangpol, memberi semangat pemuda untuk bangkit
membangun desa. Sebelum sampai pada acara inti, peserta dihibur oleh adik-adik
dari desa binaan KAMMI Jember yang berasal dari Jumerto. Mereka adalah anak-anak
yang dibina oleh KAMMI Jember melalui desa binaan Bidang Sosial Masyarakat Komisariat
dan Daerah dimana KAMMI bekerjasama dengan seorang pembina luarbiasa yang mengabdikan
diri sebagai pendidik bagi anak-anak tersebut dalam memberi bimbingan belajar gratis
di desa Jumerto. Ibu Siti, begitulah beliau dipanggil. Selain memberi bimbingan
gratis, beliau bersama KAMMI Jember mengumpulkan donasi untuk melengkapi fasilitas
belajar yang masih kurang seperti buku serta alat tulis lainnya. Kini beliau turut
hadir mendampingi anak-anak yang tampil dalam acara ini.
Talkshow mengambil tema tentang desa "Meretas Jalan Baru Gerakan Pemuda Membangun dari Desa Menuju Indonesia Jaa 2045". Desa
menjadi sorotan karena pada desa tersimpan sumberdaya yang bisa dikembangkan
dan berpotensi untuk mendukung
pembangunan bangsa. Harapannya dapat muncul kesadaran pemuda untuk mengelola
desa. Melihat fenomena yang terjadi dalam masyarakat bahwa desa kurang dikelola
karena masyarakat desa cenderung beralih ke kota unuk mencari penghidupan yang
lebih layak. Dr. H. Sri Kantono menuturkan bahwa ada 248 desa di Jember, untuk
mengelola desa tentunya dibutuhkan planning atau perencanaan. Dispora juga telah
memberikan pelatihan kepada masyarakat misalnya budidaya tanaman hidroponik dan
pelatihan kewirausahaan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat dalam
program pemuda pelopor. Dispora sangat mendukung kegiatan pemuda atau
organisasi kepemudaan termasuk KAMMI dalam menyelenggarakan agenda-agenda kemasyarakatan.
Dilanjutkan dengan pemateri kedua, Dedi M.
Nurrahmadi, SP. M.Si. Beliau menjelaskan bahwa potensi sumberdaya Jember tidak
kalah dengan daerah lain. Namun ada masalah yang menjadi penghambat jalannya
pemberdayaan. Perguruan Tinggi di Jember yang sudah cukup tua dipandang sebagai
inisiator dan dinamisator dalam hal pemberdayaan sumberdaya ternyata belum dapat
memberikan korelasi antara jumlah sarjana yang mampu dicetak dengan pemberdayaan
sumberdaya di Jember khususnya di desa. Padahal Perguruan Tinggi di Jember dapat
meluluskan sarjana khusus warga Jember sendiri sejumlah 2000-3000 sarjana/tahun.
Hal ini dikarenakan pemuda yang telah mengenyam pendidikan di kota enggan
kembali ke desa. Ini dikarenakan memang setiap orang dituntut untuk
memenuhi kebutuhannyadan di desa dirasa kurang mendukung untuk itu. Jember sendiri memiliki 10%-15% desa yang tercatat
sebagai desa tertinggal dari jumlah total keseluruhan desa di Jember.
Selanjutnya pemateri yang ketiga, Bapak Arum
Sabil. Beliau adalah sosok inspiratif, seorang praktisi, dan teladan bagi anak
muda. Di usia beliau saat ini, Bapak Arum Sabil dikenal sebagai penggagas
Padepokan Arum Sabil. Beliau menuturkan bahwa sejatinya padepokan tersebut
bukanlah suatu instansi namun itu adalah tempat tinggal. Rupanya hunian yang
kini telah dikenal luas sebagai tempat yang begitu inspiratif dengan city
forest-nya tersebu tidak lepas dari usaha keras dan kepedulian beliau pada
lingkungan. Keistiqomahan yang kemudian menghantarkan beliau hingga mencapai
kesuksesan saa ini. Pun demikian, Bapak Arum Sabil tetap menjadi sosok rendah
hati dan bijaksana. Beliau menjelaskan bahwa seorang pemuda adalah agen
perubahan. Melakukan perubahan tentu dengan melakukan sesuatu tindakan. Ada dua
hal yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu yaitu lingkungan
dan pola pikir.
Pemateri terakhir, Robert Edy S., S.Pd. M.Pd
selaku Ketua Bidang SDM Strategis Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia menjelaskan bahwa edukasi diperlukan sebagai solusi membangun desa.
KAMMI memiliki 580 komisariat yang tersebar di seluruh Indonesia. KAMMI
berusaha memberikan edukasi bagi masyarakat melalui desa binaan dan
program-program lainnya untk pembinaan desa. Beliau menambahkan bahwa
pendidikan negeri ini cenderung urban sentris sehingga perlu adanya edukasi
untuk mengembangkan potensi masyarakat dengan meningkatkan softskill yang
sesuai dengan potensi desa.
Talkshow berlanjut dengan sesi diskusi atau
tanya jawab. Pertanyaan yang dilontarkan beragam dan semua dijawab oleh
masing-masing pemateri dengan baik. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terkait cara
merubah mindset dan tips membangun desa, serta cara menumbuhkan mental untuk
bangkit kembali. Dari diskusi ini, menunjukkan bahwa banyak pemuda yang sebenarnya
peduli pada desa. Di akhir bincang-bincang ini ditutup dengan closing statement
dari masing-masing pemateri. Selanjutnya ada penampilan puisi dari adik-adik
desa binaan KAMMI, dilanjutkan doa bersama yang menambah khidmatnya acara. (izg/18/05/2017)
semoga berkah ya.. ditunggu acara-acara selanjutnya ya gues ^^
BalasHapus